Internet Indonesia: Sejarah, Saat Ini & Mendatang ~ Educational Technology Resources
Your Ad Here






Friday, June 08, 2007

Internet Indonesia: Sejarah, Saat Ini & Mendatang

Onno W. Purbo

Awal Perjuangan Internet Indonesia

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia yang mungkin kurang banyak dikenal oleh khalayak Internet Indonesia di abad 21. Masing-masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia. Pada waktu itu di awal tahun 1990-an jaringan Internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network. Semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia hari ini yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet.

Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul "jaringan komputer biaya murah menggunakan radio" di akhir tahun 1990 / awal 1991-an. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahsiswa Elektro ITB di tahun 1989-an. Kebetulan saya adalah penulis sebagian dari artikel-artikel tersebut. Tidak terasa waktu demikian cepat berlalu, tanpa terasa hal itu telah melewati kita semua lebih dari 10 tahun yang lalu.

Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan kami di amatir radio khususnya rekan-rekan di Amatir Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986-an. Bermodal pesawat Rig HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama YC1HCE dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo YC1DAV (sekarang YC0MLC) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama YC1HCE, J. Tjandra Pramudito YB3NR (sekarang dosen di UNPAR), Suryono Adisoemarta N5SNN (sekarang dosen di Texas,US) bersama Onno W. Purbo YC1DAV (sekarang YC0MLC) kami berguru pada para senior amatir radio seperti Robby Soebiakto YB1BG, Achmad Zaini YB1HR, Yos YB2SV, YB0TD di band 7MHz dengan panjang gelombang 40meter. Mas Robby Soebiakto YB1BG merupakan suhu diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian di dorong ke arah TCP/IP, teknologi packet radio TCP/IP yang kemudian di adopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, & ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994-an. Mas Robby Soebiakto YB1BG adalah koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang di Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Saat ini AMPR-net Indonesia di koordinir oleh penulis Onno W. Purbo YC0MLC. Koordinasi dan aktifitas-nya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list orari-news@yahoogroups.com.

Di tahun 1986-1987-an awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia Mas Robby YB1BG juga merupakan pionir dikalangan teman-teman amatir radio Indonesia yang mengkaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan e-mail store and forward yang mengkaitkan banyak "server" BBS amatir radio seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar. Di awal tahun 1990-an komunikasi antara saya yang waktu itu berada di Canada dengan panggilan YC1DAV/VE3 rekan-rekan amatir radio di Indonesia dilakukan melalui jaringan amatir radio ini. Dengan peralatan PC/XT dan walkie talkie 2 meteran, komunikasi antara Indonesia-Canada terus dilakukan dengan lancar melalui jaringan amatir radio. Mas Robby YB1BG ternyata berhasil membangun gateway amatir satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit OSCAR milik amatir radio kemudian kami melakukan komunikasi lebih lanjut yang lebih cepat antara Indonesia-Canada. Pengetahuan secara perlahan di transfer melalui jaringan amatir radio ini.

RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) motor dibalik operasional-nya Internet di UI, saat tulisan ini ditulis berada di Singapura untuk meneruskan S3. Ibam pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke Internet dari UI yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET. Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan terutama digunakan untuk mentransfer e-mail & newsgroup. RMS Ibrahim juga merupakan pemegang pertama Country Code Top Level Domain (ccTLD) yang dikemudian hari dikenal sebagai IDNIC (http://www.idnic.net.id).

Muhammad Ihsan adalah staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang di awal tahun 1990-an di dukung oleh kepala-nya Bu Adrianti dalam kerjasama dengan DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer menggunakan teknologi packet radio pada band 70cm & 2m. Jaringan tersebut dikenal sebagai JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di operasikan di atas protokol AX.25 pada infrastruktur packet radio. Pak Ihsan ini yang mengoperasikan relay penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet yang ada di BPPT.

Pak Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan gateway packet radio bekerja pada band 70cm. PC 386 sederhana menjalankan program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP. IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya saluran komunikasi ke internet masih menggunakan X.25 melalui jaringan SKDP terkait pada gateway di DLR Jerman.

Putu sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa kepemimpinan Pak Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id yang hingga saat ini masih beroperasi. Di masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam membangun pengguna e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai menteri Pak Tungki Ariwibowo yang "maniac" IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama di Indonesia yang menjawab e-mail sendiri. Saya sempat terkagum-kagum memperoleh jawaban e-mail dari seorang menteri Pak Tungki yang waktu itu sedang berada di Amerika Selatan dalam kunjungan kerjanya. Bukan main, seorang menteri tapi tetap menyempatkan diri untuk membalas e-mail.

Mas Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia, kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota Amatir Radio Club ARC ITB seperti Basuki Suhardiman (sekarang di AI3 ITB), Aulia K. Arief (sekarang di WAHID), Arman Hazairin (sekarang di Telkomsel) di dukung oleh Adi Indrayanto (sekarang S3 di Inggris) untuk mencoba mengembangkan gateway packet radio di ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB merupakan lembaga yang paling miskin yang nekad untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem packet radio berupa Terminal Node Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.

Jaringan Pendidikan Kunci Perkembangan Internet

Berawal dari teknologi packet radio 1200bps di atas, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lain. September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet & IIX dengan kapasitas bandwidth yang besar. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengkaitkan banyak lembaga pendidikan di Indonesia.

Jaminan kemajuan Indonesia sebetulnya terletak pada kemampuan kita memandaikan bangsa Indonesia. Pernahkah anda membayangkan jika seluruh sekolah di Indonesia, 220.000+ sekolah di Indonesia terkait ke Internet? Pernahkah anda membayangkan seluruh siswa di Indonesia, 38+ juta siswa Indonesia menjadi pandai dan menjadi bagian dari masyarakat informasi dunia?

Gila-nya jika kita cukup pandai seluruh proses ini hanya membebani siswa sebesar Rp. 1000-3000 / bulan / siswa. Beberapa inisiatif kunci untuk membuat para siswa Indonesia menjadi pandai antara lain adalah:

• Di mulai bulan Mei 1999, program Sekolah 2000 yang diprakarsai oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) http://www.sekolah2000.or.id/ mulai beranjak untuk mengkaitkan banyak sekolah di Indonesia ke Internet.
• One School One Lab. (OSOL) yang mengkaitkan sekitar 40 sekolah di Indonesia di bawah koordinasi Menteri Negara Komunikasi & Informasi http://www.kominfo.go.id.
• Berawal sekitar tahun 2000, Pendidikan Menengah Kejuruan (DIKMENJUR) http://www.dikmenjur.net barangkali merupakan kisah paling sukses dalam menyambungkan 4000+ sekolah kejuruan ke Internet. Komunitas mereka dapat di monitor di dikmenjur@yahoogroups.com, wankota@yahoogroups.com dll.
• Belakangan di bulan April 2004, PT. Telekomunikasi Indonesia mulai menggelar program Internet Goes To School (IG2S) untuk membantu sekolah di Indonesia agar terkait ke Internet. Buku tentang hal ini telah di terbitkan oleh Andi Offset Jogyakarta. Teknik membuat mail server yang memungkinkan penghematan biaya Internet di jelaskan secara mudah di http://www.bogor.net/igts/.
• IlmuKomputer.com http://www.ilmukomputer.com menjadi sebuah legenda di tahun 2004, karena keberhasilannya dalam usaha menghimpun dan menyebarkan ilmu computer kepada masyarakat secara murah.

Mailing List Indonesia

Di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai membangun tempat diskusi di Internet, salah satu tempat diskusi Indonesia di Internet yang pertama berada di indonesians@janus.berkeley.edu. Berawal dari mailing list pertama di Janus diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa Indonesia diluar negeri pemikiran alternatif berserta kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list legendaris di janus, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di ITB & yahoogroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas di Internet Indonesia.

Di tahun 2001, terdapat lebih dari 50.000 mailing list Indonesia di Internet. Tentunya hal ini akan memusingkan banyak ISP karena menyedot bandwidth Internasional.

Pada tanggal 3 Oktober 2003. Terlontar ide di e-mail untuk membuat mailing-list (milis) lokal, sehingga selain dapat memberdayakan potensi sumber daya manusia bangsa, juga dapat untuk menghemat bandwidth ke luar negeri. Selain itu, milis lokal tersebut bisa menjadi salah satu pilot project pengembangan komunitas Open Source Indonesia.

Akhirnya mulai tanggal 14 Oktober 2003 dikumpulkan dana untuk membeli mesin HP KAYAK P3-600 256M 15GB 48X CD-ROM, seharga Rp 1.695.000 yang dikoordinir oleh Donny B.U. Beberapa pihak yang ikut patungan antara lain Onno, Irwin, Bona, Donny B.U., David Sudjiman, Rio Martin, M. Ichsan, Nies Purwati, Rusmanto, I Made Wiryana, Mas Wigrantoro RS, Heru Nugroho, Anton, KPLI Jakarta, Nona dan satu orang anonimus. Pada tanggal 27 Oktober 2003, server tersebut akhirnya di install di lokasi NOC CBN dan selama dua (2) jam Onno & Bona menginstalasi software Linux Mandrake & mailman mailing list server.

Tanggal 31 Oktober 2003. Server mailing-list GROUPS.OR.ID telah lahir! Pada tanggal 1 Januari 2004, ada 1541 mailing list yang beroperasi di groups.or.id dengan 34.410 unik subscriber.
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

Di tahun 1994-an mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Seingat saya sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekad barangkali. Lokasi IndoNet masih di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen UI.

Menurut laporan yang ada di APJII http://www.apjii.or.id. Pada kwartal ke tiga 2003, status industri Internet di Indonesia adalah:

• 124 anggota APJII
• 93 ISP dengan lisensi operasional.
• 73 ISP tersambung ke Indonesia Internet Exchange (IIX).
• Beroperasi di 90+ kota, di semua provinsi seperti terdaftar pada http://www.apjii.or.id/layanan/lokasi.php?lang=ind

APJII mengelola fasilitas bersama, seperti,
• APJII Indonesia Internet Exchange (IIX)
• APJII IDNIC
• Domain Registration & NIR (APNIC)

Pada kenyataannya, sebagian besar (60-70%) akses Internet di lakukan melalui falitas akses publik, termasuk WARNET dan jaringan sekolah. Yang perlu di garis bawahi ternyata bahwa sebagian besar aktifitas di dorong oleh swasta, bukan pemerintah. Jumlah pengguna Internet Indonesia hingga akhir tahun 2004 di perkirakan mencapai 12 juta pengguna.

Untuk mengurangi trafik internasional, APJII membentuk beberapa Indonesia Internet Exchange (IIX). Di Jakarta, paling tidak ada tiga (3) IIX, seperti di Cyber Building di Mampang, Jakarta, di Kuningan, dan di Gatot Subroto, di Gedung Telkom. Walaupun rasanya IIX di Gatot Subroto sekarang tidak aktif (dimatikan). Selain itu, beberapa IIX lokal seperti di Surabaya sudah mulai beroperasi pula. Dengan demikian, trafik lokal di masing-masing kota tidak lagi harus di lalukan ke Jakarta.

Seperti di laporkan oleh Johar Alam (johar@the.net.id) administrator dari Indonesia Internet Exchange (admin@iix.net.id) dan Heru Nugroho (hn@apjii.or.id), di awal Januari 2004, the total bandwidth puncak IIX mencapai 1.2Gbps. Karena bandwidth internasional trafik kira-kira tiga (30 kali bandwidth lokal, maka estimasi puncak bandwidth internasional adalah sekitar 3Gbps. Puncak bandwidth biasanya sekitar 70-80% maksimum bandwidth. Oleh karena itu, cukup aman bagi kita untuk mengatakan bahwa estimasi maksimum bandwidth ke Internet dari Indonesia sekitar 2Gbps.

Perbandingan volume trafik antara in-coming dan out-going adalah 1:10 karena Indonesia masih lebih banyak mengkonsumsi informasi & tidak memproduksi informasi.
Beberapa Kunci Strategis Perkembangan Internet Indonesia Kedepan.

Sebetulnya kunci perkembangan Internet di Indonesia maupun Negara berkembang lainnya relative sederhana, yaitu:

1. Adanya massa orang yang pandai, usaha menyambungkan Internet bagi seluruh sekolah di Indonesia sedang berjalan dengan gigih.
2. Ijin agar terbuka kemungkinan untuk membangun infrastruktur yang bertumpu pada kemampuan rakyat. Teknologi Internet sangat memungkinkan hal ini terjadi, karena harga peralatan Internet relatif murah dan relative mudah dioperasikan.

Pada saat ini yang paling terlihat kasat mata adalah Warung Internet (WARNET). Asosiasi-warnet@yahoogroups.com merupakan tempat berkumpul para penyelenggara WARNET di Indonesia. Pada tanggal 25 Mei 2000 merupakan hari bersejarah bagi rekan-rekan WARNET – karena telah lahir Asosiasi Warnet Indonesia (AWARI) yang ada secara fisik dalam pertemuan di kantor DIKMENJUR. Ketua Asosiasi Warnet adalah rekan Rudy Rusdiah, Bendahara rekan Adlinsyah dan Sekretaris Abdullah Koro. Pada saat ini (Tahun 2004), Presidium AWARI beranggotakan Ibu Judith MS, Pak Michael Sunggiardi dan Abdullah Koro.

Konfigurasi WARNET yang lebih menguntungkan pada hari ini adalah RT/RW-net yang memungkinkan penyambungan sebuah RT/RW 24 jam ke Internet. Secara financial akan membebani anggota sekitar Rp. 150-300.000 / bulan / rumah. Hal ini akan menjadi tumpuan Internet di Indonesia di masa mendatang. Biaya akan turun terus dengan semakin tersebarnya akses murah kepada rakyat.

Teknologi Wireless Internet menggunakan frekuensi 2.4GHz & 5.8GHz menjadi kunci dalam mengembangkan RT/RW-net ini. Alhamdullillah, dalam masa pemerintahan SBY Kabinet Bersatu, tampaknya pemerintah bersedia membebaskan frekuensi 2.4GHz, tapi belum mau membebaskan 5.8GHz. Semoga Keputusan Menteri tentang hal ini akan di tanda tangani pada awal Januari 2005. Hal ini akan memungkinkan pertumbuhan Internet Rakyat secara cepat dalam orde 200-500 instalasi per bulan.

Bangsa Indonesia pada dasarnya adalah bangsa yang lebih suka berbicara satu dengan lainnya, oleh karena itu teknologi VoIP akan menjadi primadona. Teknologi VoIP Merdeka (berbasis H.323) dan teknologi VoIP Rakyat http://www.voiprakyat.net (berbasis SIP) akan menjadi tumpuan utama untuk memenuhi kebutuhan komunikasi suara yang murah.

Demikian kilasan sejarah Internet di Indonesia, kami sadar bahwa perjuangan kami masih panjang. Masih banyak hal yang perlu diperjuangkan terus agar dapat menggerakan bangsa Indonesia menuju knowledge based society paling tidak melihat 110 juta bangsa Indonesia terkait ke Internet pada tahun 2015.

0 comments: