Jakarta, Kompas - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sangat cepat tampaknya belum banyak menyentuh dan berpengaruh pada proses pembelajaran di pendidikan tinggi di Indonesia. Tidak heran kalau teknologi pembelajaran yang diterapkan masih bergaya pembelajaran searah. Padahal, proses pembelajaran yang monolog dan menempatkan mahasiswa sebagai obyek pendidikan dianggap usang dan banyak mendapat kritikan.
Demikian penuturan Direktur Akademik Universitas Bina Nusantara Once Kurniawan dalam "Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran" di Jakarta akhir pekan lalu. "Kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi informasi sebenarnya dapat berperan besar untuk mendorong agar terjadi pembenahan dalam bidang pendidikan," tambah Once.
Seminar yang diselenggarakan Universitas Terbuka itu didukung oleh Pusat Teknologi dan Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) dan berlangsung selama dua hari. Kegiatan itu menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Ketua IPTPI Prof Dr Yusuf Hadi Miarso MSc dan Dr Ir Basuki Wibawa dari UNJ.
Menurut Once, kenyataan menunjukkan, banyak lulusan perguruan tinggi dengan kadar pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tidak siap bekerja maupun melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perlu ada penataan ulang proses pembelajaran yang selama ini dipergunakan di perguruan tinggi.
Once melihat paling tidak ada empat aspek yang harus disiapkan dalam menata ulang proses pembelajaran di pendidikan tinggi. Keempat aspek tersebut adalah (1) mengubah paradigma masyarakat perguruan tinggi tentang proses pembelajaran; (2) mempersiapkan sumber daya dalam proses pembelajaran yang terdiri dari dosen, sarana pembelajaran dan sarana komunikasi serta teknologi informasi; (3) mempersiapkan content pembelajaran, sumber belajar yang menyangkut kurikulum, bahan ajar yang dilengkapi dengan multimedia dan berbasis pada teknologi informasi; dan (4) proses pembelajaran itu sendiri.
Hal senada dikemukakan Yusuf Hadi. Di Indonesia, demikian Yusuf, teknologi pembelajaran baru dipandang sebagai urusan yang hanya berkaitan dengan kepentingan persekolahan. Tidak heran kalau perhatian teknologi pembelajaran masih disibukkan oleh urusan tenaga kependidikan dan lingkungan pendidikan formal.
"Padahal, teknologi pembelajaran sendiri sudah berkembang sebagai suatu teori dan praktik yang mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan organisasi belajar dalam berbagai bentuk," tambahnya. (MAM)
sumber : http://www.kompas.com/kompas-cetak/0207/22/dikbud/tekn09.htm
Sunday, June 10, 2007
Teknologi Pembelajaran Belum Banyak Berkembang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment